
Hadapi Disinformasi, Reputasia Bahas Pentingnya Strategi komunikasi Berbasis Data
Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI) menggelar Rapat Koordinasi dan Pelatihan Humas Pemerintah pada 26 Februari 2025 di Ruang Auditorium Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta Barat. Mengusung tema “Sinergitas Humas Pemerintah Mewujudkan Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045”, acara ini bertujuan memperkuat strategi komunikasi serta meningkatkan kapasitas humas dalam menghadapi tantangan era digital dan menjaga reputasi nasional.
Sejumlah tokoh penting di bidang komunikasi hadir dalam acara ini, antara lain Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, serta Dirjen Komunikasi Publik dan Media Fifi Aleyda Yahya. Diskusi dipandu oleh news anchor Eva Wondo, sementara sesi pelatihan menghadirkan Fardila Astari, Measurement and Strategic Communications expert dari Reputasia, serta Latief Siregar, Communication Strategist, yang membahas strategi humas dalam menghadapi tantangan komunikasi modern.
Dalam sesi bertajuk “Media Relations Techniques: From Reputation to Trust”, Fardila Astari menyoroti peran humas pemerintah dalam membangun reputasi melalui strategi komunikasi berbasis data. Ia menekankan bahwa pendekatan yang terukur dan analitis menjadi kunci dalam memperkuat national branding di tengah persaingan global.
“Mindset kita sebagai humas pemerintah harus lebih luas. Kita bukan hanya berbicara di media nasional, tetapi juga harus memperhatikan bagaimana reputasi Indonesia tercermin di media internasional. Dunia saat ini tanpa batas, sehingga strategi komunikasi harus dikelola dengan cermat agar memberikan dampak positif bagi citra negara,” ujar Fardila.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan komunikasi humas pemerintah bergantung pada perencanaan strategis, respons cepat dalam menghadapi krisis, serta pengukuran efektivitas berbasis data. Membangun hubungan yang kuat dengan media dan pemangku kepentingan juga menjadi elemen penting dalam membangun kepercayaan publik. Selain itu, ia menegaskan bahwa model komunikasi PESO (Paid, Earned, Shared, Owned) berperan krusial dalam strategi media relations, di mana pemahaman terhadap strategi komunikasi, pesan utama, dan tujuan yang ingin dicapai akan meningkatkan efektivitas interaksi dengan media.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengingatkan bahwa humas pemerintah tidak boleh sekadar menjadi penyampai informasi, tetapi harus mampu menjadi garda terdepan dalam membentuk persepsi publik serta menangkal penyebaran disinformasi.
“Kita tidak bisa hanya bersikap reaktif ketika isu sudah terlanjur menyebar. Humas pemerintah harus lebih proaktif, menyusun narasi yang kuat, dan memastikan masyarakat menerima informasi yang akurat sejak awal,” tegas Meutya.
Dengan terselenggaranya Rakor dan Pelatihan Humas Pemerintah 2025, diharapkan para praktisi humas semakin siap menghadapi dinamika komunikasi modern serta berperan aktif dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 melalui strategi komunikasi yang lebih efektif, kredibel, dan berbasis data.