Memprioritaskan “Owned Media” dalam Strategi PESO – PR INDONESIA
Secara tradisional, penerapan PESO Model melibatkan integrasi keempat jenis media secara seimbang, sesuai kebutuhan dan tujuan kampanye. Namun, penekanan bisa disesuaikan berdasarkan prioritas dan strategi yang relevan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Oleh: Fardila Astari, Communications Strategist Reputasia Strategic Communications Consulting
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – PESO Model saat ini telah menjadi sebuah pendekatan strategi komunikasi populer yang telah membantu banyak praktisi public relations (PR) dalam merancang kampanye yang terintegrasi dan holistik. PESO merupakan singkatan dari paid, earned, shared, dan owned media, yang masing-masing memiliki peran unik dalam mencapai tujuan komunikasi dan pemasaran sebuah organisasi atau jenama (brand).
Secara tradisional, penerapan PESO Model melibatkan integrasi keempat jenis media ini secara seimbang, sesuai kebutuhan dan tujuan kampanye. Namun, Gini Dietrich, pencetus PESO Model, menekankan bahwa penekanan bisa disesuaikan berdasarkan prioritas dan strategi yang relevan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Salah satu poin penting yang ditekankan oleh pendiri, CEO, dan penulis buku Spin Sucks ini adalah memprioritaskan owned media dalam strategi PESO. Dalam praktiknya, urutan yang direkomendasikan Dietrich adalah owned media, baru kemudian earned media, shared media, dan terakhir paid media. Adapun singkatan PESO hanya bertujuan untuk mempermudah dalam mengingat nama.
Mengapa “Owned Media” Diutamakan?
Owned media, seperti situs web, blog, akun media sosial, dan publikasi internal, adalah aset komunikasi milik organisasi. Dengan memprioritaskan owned media, organisasi mendapatkan kontrol penuh atas pesan yang disampaikan, meningkatkan visibilitas brand, dan membangun hubungan langsung dengan target audiens.
Setelah owned media kuat, langkah selanjutnya adalah earned media, yang meliputi liputan media organik, ulasan produk, dan berita. Earned media penting untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan. Hal ini dikarenakan informasi berasal dari sumber independen atau pihak ketiga.
Shared media, seperti media sosial, platform berbagi video, dan forum komunitas online, memfasilitasi interaksi dan partisipasi audiens. Dalam PESO, shared media memungkinkan organisasi untuk memperluas jangkauan pesan, mempromosikan konten secara viral, dan membangun keterlibatan yang lebih dalam dengan audiens.
Terakhir, paid media, seperti iklan digital, iklan media sosial, dan sponsor konten. Paid media memungkinkan organisasi untuk memberikan kontrol terhadap penempatan dan eksposur pesan. Selain itu, pendekatan ini juga dapat memudahkan organisasi untuk mencapai target audiens yang spesifik dan mempercepat pengenalan merek atau produk di pasar.
Pada akhirnya, PESO Model menawarkan kerangka kerja yang fleksibel dan adaptif untuk merencanakan kampanye komunikasi yang efektif. Dengan mengintegrasikan owned, earned, shared, dan paid media sesuai kebutuhan dan tujuan strategis, organisasi dapat meningkatkan visibilitas brand, membangun reputasi yang kuat, dan mencapai dampak komunikasi yang signifikan dalam dunia bisnis yang dinamis dan terus berkembang.
sumber: www.prindonesia.co